Banyak orang Islam bangga dengan QS 5:48 ini karena disitu tertulis "Quran sebagai batu ujian bagi Kitabullah sebelumnya". Kebanggaan itu dilanjutkan dengan pemahaman bahwa apa yang benar semuanya harus seperti apa yang ada tertulis di kitab Quran dan diluar itu berarti salah. Penelusuran terhadap QS 5:48 justru mengatakan yang sebaliknya.A. PENGANTAR
Jika dikaji sesuai dengan konteks asbabun nuzul ayat justru menunjukkan bahwa Quran tidak mampu dijadikan sebagai "muhaymin" (artinya: penjaga, protector). Alasannya karena nabi Muhammad menghukum menggunakan dasar hukum yang tertulis di kitab Taurat, sedangkan di kitab Quran, hukum itu (death stoning, rajam mati) tidak tertulis. Padahal jelas dinyatakan: ... wamuhayminan 'alayhi fahkum baynahum bimaa anzalallaahu ... .
B. DALIL QURAN
QS 5:48 (Al-Ma'aidah - Hidangan, Urutan Turun Surah: 112, Madaniyah)
wa-anzalnaa ilayka lkitaaba bilhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina lkitaabi WAMUHAYMIN ALAYHI FAHKUM BAYNAHUM BIMAA ANZALLAAHU walaa tattabi'ahwaa-ahum 'ammaajaa-aka mina lhaqqi likullin ja'alnaa minkum syir'atan waminhaajan walaw syaa-allaahu laja'alakum ummatan waahidatan walaakin liyabluwakum fiimaa aataakum fastabiquu lkhayraati ilaallaahi marji'ukum jamii'an fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuun
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) DAN MENJADI BATU UJIAN TERHADAP KITAB-KITAB YANG LAIN ITU; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
Perikop: QS 5:41-50 Pengingkaran Orang-orang Yahudi terhadap Hukum Taurat dan Keharusan Memutuskan Perkara menurut Hukum yang Diturunkan Allah.
wa-anzalnaa ilayka lkitaaba bilhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina lkitaabi WAMUHAYMIN ALAYHI FAHKUM BAYNAHUM BIMAA ANZALLAAHU walaa tattabi'ahwaa-ahum 'ammaajaa-aka mina lhaqqi likullin ja'alnaa minkum syir'atan waminhaajan walaw syaa-allaahu laja'alakum ummatan waahidatan walaakin liyabluwakum fiimaa aataakum fastabiquu lkhayraati ilaallaahi marji'ukum jamii'an fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuun
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) DAN MENJADI BATU UJIAN TERHADAP KITAB-KITAB YANG LAIN ITU; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
Perikop: QS 5:41-50 Pengingkaran Orang-orang Yahudi terhadap Hukum Taurat dan Keharusan Memutuskan Perkara menurut Hukum yang Diturunkan Allah.
Asbab Al-Nuzul by Al-Wahidi (1)C. ASBABUN NUZUL
(O Messenger! Let not them grieve thee who vie one with another in the race to disbelief") [5:41-47].
Abu Bakr Ahmad ibn al-Hasan al-Hiri informed us by dictation> Abu Muhammad, the chamberlain of Ibn Ahmad al-Tusi> Muhammad ibn Hammad al-Abiwardi> Abu Mu'awiyah> al-A'mash> 'Abd Allah ibn Murrah> al-Bara' ibn 'Azib who said:
"One day, the Messenger of Allah, Allah bless him and give him peace, passed by a Jewish man who had just been flogged and had his face darkened with coal. He summoned the Jews and asked them: 'Is this what your Scripture decrees as punishment for the adulterer?' 'Yes!' they replied. He then summoned one of their doctors and asked him: 'I implore you by Allah who has sent the Torah to Moses, is this what your Scripture decrees as punishment for the adulterer'. He said: 'No! And if you had not implored me by Allah, I would not tell you. Our Scripture rules that the punishment of the adulterer is stoning. But it became widespread among our notables. Initially, when one of the notables committed adultery, we left him unpunished while we applied stoning on the communality in cases of adultery. Then we decided to look for a punishment that was applied on both the notables and communality of people. And so we agreed on darkening the face with coal and flogging to replace stoning'. The Messenger of Allah, Allah bless him and give him peace, said: 'O Allah! I am the first to reapply your command after they had suspended it'. And he ordered that the Jewish man be stoned. Allah, exalted is He, then revealed (O Messenger! Let not them grieve thee who vie one with another in the race to disbelief) up to His words (If this be given unto you, receive it"), they said: 'Go to Muhammad; if he directs you to flog the adulterer and darken his face with coal and apply flogging, then follow him. But do not follow him if he directs you to apply stoning on him'. Up to His words (Whoso judgeth not by that which Allah hath revealed: such are disbelievers) [5:44]. He said: 'This relates to the Jews'. Up to His words (Whoso judgeth not by that which Allah hath revealed: such are wrong-doers) [5:45]. He said: 'This relates to the Christians'. Up to His words (Whoso judgeth not by that which Allah hath revealed: such are evil-livers) [5:47]. He said: 'This relates to all disbelievers'.
Narrated by Muslim from Yahya ibn Yahya from Abu Mu'awiyah". Abu 'Abd Allah ibn Abi Ishaq informed us> Abu'l-Haytham Ahmad ibn Muhammad ibn Ghawth al-Kindi> Muhammad ibn 'Abd Allah ibn Sulayman al-Hadrami> Abu Bakr ibn Abi Shaybah> Abu Mu'awiyah> al-A'mash> 'Abd Allah ibn Murrah> al-Bara' ibn 'Azib who related that the Prophet, Allah bless him and give him peace, stoned a Jewish man and a Jewish woman and said afterwards:
"(Whoso judgeth not by that which Allah hath revealed: such are disbelievers) [5:44], (Whoso judgeth not by that which Allah hath revealed: such are wrong-doers) [5:45], (Whoso judgeth not by that which Allah hath revealed: such are evil-livers) [5:47]. All these three verses were revealed about the disbelievers". This was narrated by Muslim from Abu Bakr ibn Abi Shaybah.
Kita akan melihat keseluruhan konteks perikop ayat untuk mendapat gambaran lebih lengkap yaitu di mulai dari ayat 41-50.D. KONTEKS PERIKOP & TAFSIR (QS 5:41-50)
◾ Orang-orang Islam yang Munafik (Ayat 41)
Ayat 41
Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. ...
Ibn Abbas melaporkan kejadian yang sangat spesifik tentang ayat 41 ini. Tentang kelakuan Abdullah Ibn Ubbay dan pengikut nya (yang beragama Islam) & Ka'b dan pengikutnya (yang beragama Yahudi dari Bani Qurayzah). ... ("We believe,") in our hearts (but their hearts believe not) i.e. the hearts of the hypocrites, 'Abdullah Ibn Ubayy and his followers, (and of the Jews) i.e. the Jews of the Banu Qurayzah, Ka'b and his followers: (listeners for the sake of falsehood) listeners of untruth, (listeners on behalf of other folk) the people of Khaybar (who come not unto thee) regarding what happened among them, but Banu Qurayzah asked about them, (changing words) changing the traits and description of Muhammad and the legal ruling on the stoning of married people who commit adultery (from their context) after being exposited in the Torah (and saying) i.e. the leaders to their followers; it is also said: the hypocrites 'Abdullah Ibn Ubayy and his followers: (If this be given unto you) if Muhammad (pbuh) command you to whip [married people who committed adultery], (receive it) accept it from him and act according to it (but if this be not given unto you) if Muhammad does not command you to whip them and instead commands you to stone them, (then beware!) i.e. beware of following him if does not command you to whip them and, instead, commands you to stone them. ... (2)
◾ Yahudi dan Taurat (ayat 42-45)
Ayat 45
... waman lam yahkum bimaa anzala allaahu faulaa-ika humu alzhzhaalimuuna
... Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
Ibn Abbas (3), ayat 42:
(Listeners) and ones who utter words (for the sake of falsehood! Greedy for illicit gain!) bribery and that which is unlawful by changing the rulings of Allah. (If then they) i.e. the Banu Qurayzah and the Banu'l-Nadir (have recourse unto thee) O Muhammad (judge between them) between the Banu Qurayzah and the Banu'l-Nadir; and it is also said: between the people of Khaybar (or disclaim jurisdiction) by choice. (If thou disclaimest jurisdiction) and do not judge between them, (then they cannot harm thee at all) they cannot take away anything from you. (But if thou judgest) between the Banu Qurayzah and the Banu'l-Nadir; and it is also said: between the people of Khaybar, (judge between them with equity) with stoning [married people who commit adultery]. (Lo! Allah loveth the equitable) who are fair when they judge with the Book of Allah and who apply the legal ruling of stoning.
◾ Nasrani dan Injil (ayat 46-47)
Ayat 47
walyahkum ahlu al-injiili bimaa anzala allaahu fiihi waman lam yahkum bimaa anzala allaahu faulaa-ika humu alfaasiquuna
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.
◾ Quran dan Islam (ayat 48-50)
Ayat 48
... wamuhayminan 'alayhi fahkum baynahum bimaa anzalallaahu ...
... dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan ...
Kembali ke pemahaman dasar umat Islam masa kini bahwa Quran menjadi tolak ukur kebenaran (batu ujian - muhaymin) untuk kitab-kitab sebelumnya dengan pengertian bahwa kitab-kitab sebelum Quran dikatakan benar jika isi-nya bersesuaian dengan apa yang dinyatakan Quran.E. PEMBAHASAN
Faktanya tidak demikian adanya.
Seperti yang bisa Anda baca dalam asbabun nuzul, QS 5:41-47 didasari oleh peristiwa perilaku sekelompok orang Yahudi di Madinah (Ibn Abbas menyebut: Banu Qurayzah, Banu'l-Nadir orang-orang di Khaibar seperti Abdullah Ibn Ubayy dan K'ab) yang menghukum pezina tidak dengan apa yang tertulis di kitab Taurat. Wahidi menuliskan: " ... who had just been flogged and had his face darkened with coal. He summoned the Jews and asked them: 'Is this what your Scripture decrees as punishment for the adulterer?' 'Yes!' they replied. He then summoned one of their doctors and asked him: 'I implore you by Allah who has sent the Torah to Moses, is this what your Scripture decrees as punishment for the adulterer'. He said: 'No! And if you had not implored me by Allah, I would not tell you. Our Scripture rules that the punishment of the adulterer is stoning. ..." Yahudi menghukum pezina dengan cara menghitamkan muka mereka sedangkan apa yang tertulis di Taurat adalah hukuman rajam (lempar batu hingga mati). Singkat cerita, setelah Muhammad dan pengikutnya mencek langsung di Kitab Taurat terdapat perintah hukuman rajam bagi pezina, maka Muhammad melakukan rajam itu kepada pelaku zina tersebut.
Dalam konteks kejadian itulah maka Muhammad menyebutkan ayat 46-47 untuk peringatan kepada pemeluk agama Nasrani agar: "walyahkum ahlu al-injiili bimaa anzala allaahu fiihi ..." (Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. ...) yaitu agar umat Nasrani tetap menjalani Hukum yang sesuai di dalam Kitab Injil.
Permasalahannya adalah bagaimana memaknai ayat 48?
... wamuhayminan 'alayhi fahkum baynahum bimaa anzalallaahu ...
... dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan ...
Quran jelas hari ini tidak memiliki dalil ayat tentang hukum rajam (lempar batu hingga mati). Bagaimana bisa dikatakan Quran sebagai "batu ujian" (muhaymin) jika apa yang tertulis di Taurat tentang hukum rajam tersebut tidak tertulis dalam Quran Muhammad? Jika diibaratkan, Quran adalah "kunci jawaban" bagi semua "soal ujian". Persoalannya Anda tidak menemukan "kunci jawaban" terhadap pertanyaan yang telah dijawab Muhammad saat ayat itu turun, yaitu: Hukuman apa yang tepat untuk para pezina? Muhammad merajam hingga mati dan Muhammad merujuk itu pada Hukum yang tertulis di kitab Taurat, bukan di Quran.
Debater Islam biasanya akan menjelaskan bahwa "dahulu" ada hukum rajam di Quran (seperti tertuang dalam hadist (4)), akan tetapi sekarang ayat tersebut sudah tidak ada tetapi hukumnya tetap dilakukan. Menurut Theos, tetap saja Quran tidak memiliki kemampuan untuk menjadi muhaymin dengan ketiadaan hukum rajam tersebut tertulis di Quran.
-------
Footnote
(1) http://quranx.com/Tafsirs/5.41
(2) http://quranx.com/Tafsirs/5.41
(3) http://quranx.com/Tafsirs/5.42
(4) Data tentang hadist ini populer. Bisa Anda temukan di google.