Makna Dibalik Pernyataan Quran: Isa Kalimatullah | QS 4:171 - Kalimatuhu Alqaahaa Ilaa Maryama

A. PENGANTAR
Pengenalan manusia terhadap Yang Ilahi adalah di mulai ketika Yang Ilahi itu berfirman. Tanpa Yang Ilahi menyatakan Diri-Nya melalui Firman-Nya, Dia tidak dikenal oleh siapapun. Tuhan yang membisu adalah bukan Tuhan. Jelas catatan ini tidak akan pernah selesai, sebab manusia tidak mampu menggapai misteri Ilahi.

B. DALIL QURAN
QS 4:171 (An-Nisaa - Wanita, Urutan Turun Quran: 92, Madaniyah)
... innamaa almasiihu 'iisaa ibnu maryama rasuulu allaahi waKALIMATUHU ALQAAHAA ILAA MARYAMA waruuhun minhu ...
... Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan KALIMAT-NYA YANG DISAMPAIKAN-NYA KEPADA MARYAM, dan roh dari-Nya. ...

C. PEMBAHASAN
Bukan tanpa alasan Theos meng-kapital kata: "alqaahaa" dalam QS 4:171 tersebut. Oleh para penafsir Islam kata tersebut dipahami sebagai "kalimat yang disampaikan kepada Maryam". Maka tidak heran para teolog Islam yang diwakili oleh Ibn Kathir (2) yang mengutip beberapa pendapat menyebutkan begini:
Abdur-Razzaq narrated that Ma`mar said that Qatadah said that the Ayah, (And His Word, which He bestowed on Maryam and a spirit from created byHim;) means, He said, (Be) and he was. Ibn Abi Hatim recorded that Ahmad bin Sinan Al-Wasiti said that he heard Shadh bin Yahya saying about Allah's statement, (and His Word, which He bestowed on Maryam and a spirit from created byHim;) "`Isa was not the word. Rather, `Isa came to existence because of the word.''

Jadi karena kata: alqaahaa, ditafsirkan menjadi "kalimat yang disampaikan kepada Maryam", maka menghasilkan 'pengingkaran' terhadap hakikat Isa sebagai Kalimatullah (yang Qadim): "Isa was not the word. Rather, `Isa came to existence because of the word."

Theos lalu mencoba mencari kata yang sama secara etimologis (1) di Quran dan menemukan hal ini; Dalam teks lain, derivasi akar kata lam-qaf-ya: kata kerja (fiil, bentuk IV), juga berarti ...

QS 43:53 - ulqiya, dipakaikan (gelang yang dikenakan)
QS 38:34 - wa-alqaynaa 'alaa kursiyyihi, (ditempatkan di atas kursi)
Jika merujuk pada pengertian itu, maka kita bisa membacanya juga QS 4:171

----------------------------------------
... wakalimatuhu ALQAAHAA ilaa maryama ...
... dan Kalimat-Nya YANG DILETAKKAN, DITEMPATKAN (BERADA) pada Maryam ...
----------------------------------------

Yahya di Quran dituliskan memiliki peran untuk menegaskan Isa sebagai "Kalimatullah" itu.
QS 3:39... biyahyaa mushaddiqan bikalimatin mina allaahi ...
... Yahya, yang membenarkan kalimat dari Allah, ...

Secara menyeluruh, QS 4:171 itu intinya Muhammad kembali mengkritik Nasrani dgn dasar term "Anak Allah" (kalimat akhir). Andai saja Muhammad tidak salah memahami term "Anak Allah" dan menyamakan itu menjadi ungkapan kafir mekkah.

Sedangkan term Kalimatullah sudah benar.
Itu merujuk pada Keilahian, Qadim. Sama halnya dengan Anda, kitab Quran adalah ilahi sekaligus ciptaan. Perbedaannya, kalamullah yang diletakkan Allah dalam kemanusiawian Isa, tidak berubah menjadi "kitab yang mati" melainkan Kalam yang Hidup.

Anda tentu tidak mengilahikan Quran secara bentuk lafsi - hurf, kitabnya (yang adalah benda mati), tetapi mengilahikan Quran secara nafsi (hakikat nya yang adalah Kalam yang Qadim). Penulis Quran Anda sebetulnya mengkonfirmasi Keilahian Kalamullah sekaligus menyangkali-Nya ketika Kalamullah itu DILETAKKAN, DITEMPATKAN (BERADA) dalam kemanusiawian Isa yang menjadi Kalimatullah yang Hidup (tidak kalimatullah benda mati seperti Quran Anda).

D. DALIL INJIL
Injil Yesus Kristus yang ditulis oleh Rasul Yohanes (1:1-2, 10, 14, 18)
----------------------------------------
Kalamullah (Qadim, Kalam Allah adalah Allah)
Sifat tidak terpisah dari pemilik sifat.
Karena Allah qadim maka Kalam-Nya pun qadim.
----------------------------------------

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. ... Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. ...

----------------------------------------
Kalimatullah (Hakikat: Qadim, Wujud: Ciptaan)
Isa = Kalam Hidup -bnd- Quran = Kalam 'Mati'
Kalamullah menjadi Kalimatullah Manusia
Kalamullah menjadi Kitab (benda mati).
----------------------------------------

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. ... Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

*

Injil Yesus Kristus yang ditulis oleh Rasul Yohanes (8:42a)
----------------------------------------
Kalimatullah (Hakikat: Qadim, Wujud: Ciptaan)
Isa = Kalam Hidup -bnd- Quran = Kalam 'Mati'
Kalamullah menjadi Kalimatullah Manusia
Kalamullah menjadi Kitab (benda mati)
----------------------------------------

"Aku keluar dan datang dari ..."

----------------------------------------
Kalamullah (Qadim, Kalam Allah adalah Allah)
Sifat tidak terpisah dari pemilik sifat.
Karena Allah qodim maka Kalam-Nya pun qodim.
----------------------------------------

"... keluar dan datang dari Allah"

E. MEWAKILI SELURUH UMAT KRISTEN DI DUNIA
Tampaknya hampir bersamaan saat umat Islam untuk kali pertamanya menyadari masalah "Ilmu Kalam" saat Islam Mutazilah 'bertempur' dengan Islam lainnya (Hanbali, Zahiriah; Asyariah, Maturidiyah) di tahun 700an Masehi dan setelahnya, seorang apologet Kristen bernama Yohanes dari Damaskus (675-753 M) sudah angkat suara.

St. John of Damascus’s Critique of Islam (3)
... And again we say to them: ‘As long as you say that Christ is the Word of God and Spirit, why do you accuse us of being Hetaeriasts? For the word, and the spirit, is inseparable from that in which it naturally has existence. Therefore, if the Word of God is in God, then it is obvious that He is God. If, however, He is outside of God, then, according to you, God is without word and without spirit. Consequently, by avoiding the introduction of an associate with God you have mutilated Him. It would be far better for you to say that He has an associate than to mutilate Him, as if you were dealing with a stone or a piece of wood or some other inanimate object. Thus, you speak untruly when you call us Hetaeriasts; we retort by calling you Mutilators of God.’ ...
Dan suara Yohanes dari Damaskus sampai hari ini masih terus terngiang dalam benak Theos:

Pemutilasi Tuhan.

-------
Footnote
(1) http://corpus.quran.com/qurandictionary.jsp?q=lqy#(4:171:21)
(2) http://quranx.com/Tafsirs/4.171
(3) From Writings, by St John of Damascus, The Fathers of the Church, vol. 37 (Washington, DC: Catholic University of America Press, 1958), pp. 153-160. Posted 26 March, 2006.
http://orthodoxinfo.com/general/stjohn_islam.aspx