Tantangan untuk Membuat Kisah - Cerita (Hadits) yang Serupa dengan Quran | QS 52:34 - Bihadiitsin Mitslihi

A. PENGANTAR
Apakah memang benar tidak ada orang yang sanggup menjawab tantangan Muhammad untuk membuat "yang semisal dengan Quran"? Tulisan ini membahas secara khusus QS 52:34 dan fakta-fakta terkait 'story-teller' yang ada di Mekkah zaman Muhammad hidup; Terkait dengan pernyataan teks QS 52:34 'bihadiitsin mitslihi' yang jelas berbeda dengan tantangan dalam teks Quran lain 'bisuuratin/suwarin mitslihi'.

B. DALIL QURAN
QS 52:34 (At-Thuur - Bukit Thur, Urutan Turun Quran: 76, Makkiyah)
falya/tuu BIHADIITSIN MITSLIHI in kaanuu shaadiqiinaa
Maka hendaklah mereka mendatangkan KALIMAT YANG SEMISAL Al Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar.

Perikop: QS 52:29-47 Bantahan-bantahan Allah terhadap Ocehan Kaum Musyrikin.

Untuk diketahui bahwa tantangan semacam itu tidak hanya satu kali diajukan oleh Muhammad. Berikut data tantangan yang sama dengan ukuran yang berbeda-beda di teks Quran lain.

QS 10:37-38 (Yunus, Makkiyah, Urutan Turun: 51)
... fatuu bisuuratin mitslihi ...
... datangkan sebuah surat seumpamanya ...

QS 11:13 (Huud, Makkiyah, Urutan Turun: 52)
... fatuu bi’asyri suwarin mitslihi ...
... datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya ...

QS 52:34 (At-Thuur - Bukit Thur, Urutan Turun Quran: 76, Makkiyah)
... falya/tuu BIHADIITSIN MITSLIHI ...
... mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur'an ...

QS 2:23 (Al Baqarah, Madaniyah, Urutan Turun: 87)
... fatuu bisuuratin min mitslihi ...
... buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu ...

Menarik untuk dicermati bahwa jika dilihat secara kronologis, Muhammad dengan jelas bersikap "naik-turun" dalam menyatakan tantangan. Di awal sekali ditantang untuk membuat satu surat, kemudian dinaikkan menjadi 10 surat (kenaikan ini tentu ada penyebabnya; mungkinkah karena ada orang yang sanggup membuat satu surat hingga dinaikkan menjadi 10 surat oleh Muhammad?). Kemudian tantangan dilanjutkan dgn membuat cerita/kisah yang serupa di Quran dan terakhir kembali lagi ke satu surat (dengan konteks ayat sudah turun di Madinah, tidak lagi di Mekkah).

C. SOROT KATA: BIHADIITSIN (1)
Dalam konteks QS 52:34, kata: bihadiitsin masuk dalam kelompok kata benda (isim - noun: hadist) dengan menggunakan preposisi genitif (jār wa majrūr) bi-in. Secara etimologis, akar kata ā dāl thā (ح د ث) muncul sebanyak 36 kali di Quran.

Menarik untuk dicermati terutama karena kita sudah familiar dengan term: hadist, yang biasa digunakan oleh Islam untuk merujuk pada 'perkataan Muhammad' di luar Quran.

Penggunaan kata yang se-etimologi (sebagai isim - noun) muncul di teks Quran lain, misalnya: QS 79:15 (hadiitsu muusaa - diterjemahkan: kisah Musa), 34:19 (ahaadiitsa - diterjemahkan: buah mulut), 31:6 (alhadiitsi - diterjemahkan: perkataan yang tidak berguna), dan lain-lain.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kata: hadist yang dimaksud di QS 52:34 sebenarnya adalah tentang suatu cerita, narasi, perkataan yang serupa dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad untuk menjadi tantangan bagi Kaum kafir Mekkah saat ayat tersebut turun kali pertamanya (teks Makkiyah).

D. TAFSIR (2)
Sebelum membahas apa kata para teolog Islam menafsir QS 52:34, ada baiknya kita melihat beberapa ayat sebelum dan sesudahnya. Depag RI menempatkan ayat 34 dalam 'perikop' ayat 29-47.

Ayat 34 muncul sebagai respon terhadap tuduhan bahwa "Muhammad telah membuat Quran" dan mengejeknya dengan sebutan: kahin (tukang tenung), majenun (orang gila), syaa'irun (penyair).

Tafsir Jalalayn
Then let them bring a, concocted, discourse like it, if they are truthful, in what they say.

Tafsir Ibn Kathir
... Muhammad bin Ishaq reported that `Abdullah bin Abi Najih said that Mujahid said that Ibn `Abbas said, "When the Quraysh gathered in the Dar An-Nadwah (their meeting place) to discuss the matter of the Prophet, one of them said, `Jail him in chains. Then we will wait and in time, a calamity will strike him; he will die just as the poets before him died, such as Zuhayr and An-Nabighah, for he is a poet just like them.' ... (Let them then produce a recitation like unto it if they are truthful.) meaning, if they are truthful in their statement that Muhammad has forged this Qur'an and brought it of his own, then let them produce something similar to what he has brought forth, as in this Qur'an! And even if they combine their strength to that of the people of the earth, Jinns and mankind alike, they will never produce something like the Qur'an, or ten Surahs like it, or even one Surah!

E. PEMBAHASAN
Membaca dua tafsir dari Jalalayn dan Ibn Kathir buat Theos jelas Jalalayn lebih dekat merujuk pada teks QS 52:34 dgn menyebut "... bring a, concocted, discourse like it, ..." karena teks memang menyebut kata Hadist. Karena dengan begitu tidak harus selalu satu surat atau 10 surat, sebab yang ditantang adalah "kemampuan menceritakan kisah yang seperti ada di Quran".

F. PERSOALAN: TANTANGAN QURAN SUPAYA ORANG MEMBUAT KISAH (HADIST) YANG SEMISAL DENGAN QURAN SUDAH DI JAWAB OLEH SEORANG DOKTER PAGAN ARAB MEKKAH BERNAMA AL NADR IBN AL-HARITH
Sebenarnya ada dua tokoh (3) yang mau diungkap dalam tulisan ini. Akan tetapi Theos belum memiliki data yang cukup kecuali tentang Al Nadr Ibn Al Harith.

Ayat Quran di bawah ini menunjukkan bahwa apa yang menjadi cerita, perkataan (hadist) yang disampaikan Muhammad itu bukanlah "barang baru" yang mereka (kafir Mekkah) dengar hanya dari "mulut Muhammad" (4)

QS 8:31 (Al-Anfaal - Rampasan Perang, Urutan Turun Quran: 88, Madaniyah)
... qaaluu qad sami'naa law nasyaau laqulnaa mitsla haadzaa ...
... mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menhendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, ...

Tafsir Jalalayn
And when Our verses, namely, the Qur’ān, were being recited to them, they said, ‘We have already heard! If we wish we can speak the like of this — al-Nadr b. al-Hārith said this, for he used to travel on trading business to al-Hīra, where he would buy books containing the tales of the Persians, and would recount these to the Meccans; this, Qur’ān, is nothing but the fables, the lies, of the ancients’.

Tafsir Ibn Kathir
("We have heard (the Qur'an); if we wish we can say the like of this.'')
They boasted with their words, but not with their actions. They were challenged several times to bring even one chapter like the Qur'an, and they had no way to meet this challenge. They only boasted in order to deceive themselves and those who followed their falsehood. It was said that An-Nadr bin Al-Harith, may Allah curse him, was the one who said this, according to Sa`id bin Jubayr, As-Suddi, Ibn Jurayj and others. An-Nadr visited Persia and learned the stories of some Persian kings, such as Rustum and Isphandiyar. When he went back to Makkah, He found that the Prophet was sent from Allah and reciting the Qur'an to the people. Whenever the Prophet would leave an audience in which An-Nadr was sitting, An-Nadr began narrating to them the stories that he learned in Persia, proclaiming afterwards, "Who, by Allah, has better tales to narrate, I or Muhammad'' When Allah allowed the Muslims to capture An-Nadr in Badr, the Messenger of Allah commanded that his head be cut off before him, and that was done, all thanks are due to Allah.

Keterangan yang sama bisa Anda temukan juga di Sirat Rasul - Ibn Ishaq (5), yang datanya Theos Screenshot di catatan ini:

"... ... When the apostle had held a meeting in which he reminded them of God, and warned his people of what had happened to bygone generations as a result of God vengeance, al-Nadr got up when he sat down. and said, 'I CAN TELL A BETTER STORY THAN HE, COME TO ME.' THEN HE BEGAN TO TELL THEM ABOUT THE KINGS OF PERSIA, RUSTUM AND ISBANDIYAR, AND THEN HE WOULD SAY, 'IN WHAT RESPECT IS MUHAMMAD A BETTER STORY-TELLER THAN I?' ..."

Akhir hidup Al Nadr cukup mengenaskan, sebagaimana disampaikan Ibn Kathir dalam tafsir QS 8:31, "When Allah allowed the Muslims to capture An-Nadr in Badr, the Messenger of Allah commanded that his head be cut off before him, and that was done, all thanks are due to Allah." Setelah Al Nadr membuktikan bahwa dirinya mampu membuat BIHADIITSIN MITSLIHI, maka Muhammad memerintahkan pemenggalan kepala Al Nadr sewaktu menangkapnya di Badr.

Akhirul qalam,
fa-in lam taf'aluu walan taf'aluu? Oh, c'mon!

-------
Footnote
(1) http://corpus.quran.com/qurandictionary.jsp?q=Hdv#(52:34:2)
(2) http://quranx.com/Tafsirs/52.34
(3) Musaylimah, lihat QS 6:93 - Asbabun Nuzul Wahidi
(4) http://quranx.com/Tafsirs/8.31
(5) The Life of Muhammad. A translation of Ishaq's "Sirat Rasul Allah", pgs. 136, A. Guillaume, Oxford University Press, 1955.
http://www.justislam.co.uk/images/Ibn%20Ishaq%20-%20Sirat%20Rasul%20Allah.pdf