Umat Islam umumnya dididik dengan pemahaman bahwa "setiap orang bertanggung jawab terhadap diri mereka masing-masing" dihadapan Allah. Terlebih tentang dosa: masing-masing tanggung jawab sendiri. Berkebalikan dengan keyakinan umum umat Islam, QS 29:13 (dan beberapa teks Quran lainnya (1)) justru menunjukkan bahwa seseorang dapat pula ikut menanggung dosa yang dilakukan oleh orang lain.A. PENGANTAR
B. DALIL QURAN
QS 29:12-13 (Al-Ankabuut - Laba-Laba, Urutan Turun Quran: 85, Makkiyah)
waqaalalladziina kafaruu lilladziina aamanuu ittabi'uu sabiilanaa WALNAHMIL khathaayaakum wamaa hum bihaamiliina min khathaayaahum min syay-in innahum lakaadzibuun
Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: "Ikutilah jalan kami, dan nanti KAMI AKAN MEMIKUL dosa-dosamu", dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta.
WALAYAHMILUNNA ATSQAALAHUM WA-ATSQAALAN MA'A ATSQAALIHIM walayus-alunna yawma lqiyaamati 'ammaa kaanuu yaftaruun
Dan sesungguhnya MEREKA AKAN MEMIKUL BEBAN (DOSA) MEREKA, DAN BEBAN-BEBAN (DOSA YANG LAIN) DI SAMPING BEBAN-BEBAN MEREKA SENDIRI, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Perikop: 10-13 Sikap orang yang lemah imannya dalam menghadapi cobaan
waqaalalladziina kafaruu lilladziina aamanuu ittabi'uu sabiilanaa WALNAHMIL khathaayaakum wamaa hum bihaamiliina min khathaayaahum min syay-in innahum lakaadzibuun
Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: "Ikutilah jalan kami, dan nanti KAMI AKAN MEMIKUL dosa-dosamu", dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta.
WALAYAHMILUNNA ATSQAALAHUM WA-ATSQAALAN MA'A ATSQAALIHIM walayus-alunna yawma lqiyaamati 'ammaa kaanuu yaftaruun
Dan sesungguhnya MEREKA AKAN MEMIKUL BEBAN (DOSA) MEREKA, DAN BEBAN-BEBAN (DOSA YANG LAIN) DI SAMPING BEBAN-BEBAN MEREKA SENDIRI, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Perikop: 10-13 Sikap orang yang lemah imannya dalam menghadapi cobaan
Ibn KathirC. TAFSIR (2)
... (That they may bear their own burdens in full on the Day of Resurrection, and also of the burdens of those whom they misled without knowledge) (16:25). In the Sahih, it says: (Whoever calls others to true guidance, will have a reward like that of those who follow him until the Day of Resurrection, without it detracting from their reward in the slightest. Whoever calls others to misguidance, will have a burden of sin like that of those who follow him until the Day of Resurrection, without it detracting from their burden in the slightest.) In the Sahih, it also says: (No person is killed unlawfully, but a share of the guilt will be upon the first son of Adam, because he was the first one to initiate the idea of killing another.) ...
Ibn ‘Abbâs
(But they verily will hear their own loads) their sins on the Day of Judgement (and other loads) the sins of those they misled (beside their own) in addition to their own sins, ...
Jalalayn
And they shall certainly bear their [own] burdens, their sins, and other burdens along with their [own] burdens, [as punishment] for saying to believers: Follow our path [previous verse] and for their leading astray those who follow them [blindly]; ...
Kata "memikul" datang dari akar kata (3) "ha mim lam" yang muncul dalam dua ayat bahasan kita, yaitu: walnahmil (ay. 12) dan walayahmilunna (ay. 13). Harap Anda cermat membaca bahwa di dalam QS 29:12-13 terdapat dua konteks yang berbeda dalam memahami kata "memikul dosa".D. PEMBAHASAN
◾ KONTEKS PERTAMA, ayat 12.
Teks QS 29:12 adalah suatu tawaran dari kafir Mekkah untuk menanggung dosa orang beriman dan menebus dosa tersebut melalui ritual An-Nusub. Dalam catatan Theos yang lain tentang An-Nusub (4) telah kita ketahui bahwa kafir Mekkah memang memiliki tradisi Ibrahim mengenai "penebusan".
◾ KONTEKS KEDUA ada dalam respon yang kita dapati seperti yang kita baca dalam ayat 12 bagian akhir hingga ayat 13.
Sebut saja "kesalahan yang diturunkan ke orang lain" sehingga berdampak penggandaan dosa bagi subjek yang menunjukkan kesalahan dan objek yang mengikuti (dan berbuat kesalahan). Dalam konteks ayat tersebut, kafir Mekkah dikatakan tidak mampu menanggung dosa orang lain lagi karena sudah banyak menanggung dosa orang lain yang mereka "sesatkan" (ayat 13). Berbeda halnya dengan kata "memikul" di konteks pertama (yang artinya memikul dosa yaitu menebus dosa via An-Nusub), konteks kedua yang menjadi respons tanggapan ini menggunakan term "memikul" yang artinya "penggandaan dosa". Maksudnya, jika Ada satu orang yang menyesatkan (kita sebut 'penyesat') orang lain, maka ketika orang yg tersesat itu berbuat sesat maka dosa itu dilimpahkan bukan hanya pada 'anak yang disesatkan' tetapi juga dipikul juga oleh si penyesat. Penggandaan.
Dengan begitu, kita dapati bahwa perkara "memikul dosa yang dilakukan oleh orang lain" dimungkinkan oleh Quran yaitu saat seseorang dianggap "menyesatkan" orang lain maka perbuatan orang yang tersesat itu dipikul pula dosanya oleh yang membuat orang itu sesat. Mengenai hal ini Kathir mengutip satu hadist: "In the Sahih, it also says: (No person is killed unlawfully, but a share of the guilt will be upon the first son of Adam, because he was the first one to initiate the idea of killing another.)"
Artinya, DALAM KONTEKS KEDUA, seseorang bisa juga mendapatkan dosa karena perbuatan orang lain. Berbeda dengan KONTEKS PERTAMA di Mana Kafir mekkah menggunakan term "memikul" adalah betul-betul untuk penebusan. Jadi dalam dua ayat itu memang ada dua konteks yang sama sekali berbeda. Ibarat Anda berbicara A, lalu Theos menanggapinya dengan B. Tidak nyambung.
Agak menohok juga apabila melihat kenyataan bahwa kafir Mekkah menganggap tradisi penebusan itu berasal dari Ibrahim seperti yang sudah dijelaskan dalam footnote 4. Yang jauh lebih menarik lagi adalah ketika Kathir juga mengutip ayat lain ketika menafsir QS 29:13 ini, yaitu:
QS 35:18a
walaa taziru waaziratun wizra ukhraa ...
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain ....
a. Dalam QS 29:12-13 terdapat dua konteks yang berbeda dalam memahami term "memikul dosa".E. KESIMPULAN
- Bagi kafir Mekkah, ketika mereka menawarkan untuk "memikul dosa", itu ditujukan dalam pengertian penebusan dosa melalui ritual An-Nusub (penting bagi Anda membaca lebih dulu tentang An-Nusub dalam note Theos yang ada di footnote).
- Bagi Muhammad, term "memikul" dipahami sebagai "penggandaan dosa". Seorang penyesat akan memikul juga dosa perbuatan orang yang disesatkan.
b. Berdasarkan konteks jawaban Quran di ayat 13, kita mengetahui bahwa dalam Islam, dimungkinkan bahwa seseorang ikut berdosa karena perbuatan orang lain. Contoh yang nyata dikutip Kathir ketika menyebut kisah Kain yang ikut menanggung dosa karena umat manusia meniru pembunuhan Habil oleh Kain.
c. Ruang terbuka diungkap Kathir ketika mengutip QS 35:12 "Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain ...."
Bagaimana jika ada seorang yang tidak berdosa? Dapatkah dia memikul dosa orang lain? Berdasarkan logika 29:12 (konteks An-Nusub sebagai tradisi Ibrahim) & 35:12a, seorang yang tidak berdosa dapat memikul dosa orang lain dalam rangka penebusan.
Ibrani 4:15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (5)
-------
Footnote
(1) Lihat juga QS 16:25,
(2) http://quranx.com/Tafsirs/29.13
(3) http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp?chapter=29&verse=12
(4) Lih. Catatan Theos tentang An-Nusub
(5) Lih. http://www.sarapanpagi.org/yesus-tidak-berdosa-vt63.html